17.11.10

Mantel Merah


Pria itu memandang keluar jendela dari sebuah restoran. Pria itu melihat istrinya sedang menyeberang jalan menggunakan mantel berwarna merah. Mantel merah yang dia benci,karena istrinya selalu saja memakainya. Padahal istrinya telah berjanji akan membuang mantel merah itu, tapi selalu saja dipakainya tahun demi tahun dalam pernikahan merah. Kalau mantel merah itu rusak, istrinya akan membeli mantel baru yang sama berwarna merah. Istrinya memang selalu seperti itu. Dan itulah yang membuatnya tertarik diperkenalan pertama. Baju dengan warna yang sama, tumpukan lipstick yang tidak pernah dipakai dan lagu yang sama yang disenandungkan disetiap pagi. Dan di restoran inilah sang pria sadar kalau dia telah berhenti mencintai istrinya.

Istrinya berjalan menuju meja tempat dia duduk didalam restoran itu, berjalan dengan anggun dan tersenyum manis kearahnya. Istrinya tidak tahu apa yang akan dibicarakan olehnya, yaitu sebuah pengajuan perceraian. Dengan lembut istrinya mencium keningnya. Dan duduk tepat dihadapannya. Tak diduga, tiba-tiba istrinya menangis dan menutup wajahnya dengan kedua telapak tanganya. Pria tersebut merasa istrinya sudah mengetahui apa yang akan dibicarakan olehnya nanti.Pria itu mengakui kepada istrinya kalau selama dua tahun terakhir ini dia telah berselingkuh dengan seorang wanita yang bekerja disalah satu bar didekat tempatnya bekerja. Istrinya menghapus airmata yang membasahi pipi, dan dia mengambil kertas kedalam tasnya. Dan kertas itu di berikan kepada suaminya. Diam pria itu membaca tulisan medis yang ada didalam kertas itu. Disana tertulis, kalau istrinya telah terjangkit kanker darah tingkat akhir. Pria itu berdiri dengan cepat dari tempat duduknya dan menarik sang istri kedalam pelukannnya sambil menciumi wajah istrinya. Dan semua percakapan yang akan dia katakan, hilang dan tak pernah terucap.

Esok harinya pria itu selalu pulang kerja tepat waktu dan selalu membawakan dua potong cake, dan menyuapinya. Pria itu juga mengirim pesan pendek kepada wanita selingkuhannya dengan isi pesan, ‘Lupakan aku’,hanya dua kata yang akan mengubur semua cerita perselingkuhannya selama ini. Dimalam hari pria itu membacakan cerita-cerita romansa untuk istrinya sebelum dia tidur. Menemani masak dan tak bosan memeluk tubuh istrinya dari belakang. Menyenandungkan lagu cinta disore hari walaupun dia sadar suaranya tidak bagus, tapi dia begitu senang melihat istrinya tersenyum bahagia. Malam – malam hari pun selalu diisi dengan perbincangan tentang cinta dan bergurau dengan istrinya diatas peraduan. Sampai akhirnya pria itu merasakan jatuh cinta untuk kedua kali kepada istrinya. Namun saat rasa cinta yang begitu indah menyelimuti hatinya,sang maut pun datang dan membawa pergi istrinya yang sedang tertidur didalam pelukannya. Airmata pria itu berlinang dan membasahi wajah istrinya yang tak pernah membuka matanya kembali.

Seakan – akan separuh jiwanya pergi bersama sang maut yang telah membawa istrinya pergi. Kini pria itu hanya merasa awan hitam menyelimuti harinya, Dan setiap dia melihat seorang wanita bermantel merah, hatinya tersayat-sayat perih.

4 comments:

Anonymous said...

This a very melancholic piece, edged with hidden tears, sadness, and emptiness.

Life Song said...

with his sad and tears, he can learn about LOVE..

Anonymous said...

I guess so....sometimes the most painful heart break can you the most...

Anonymous said...
This comment has been removed by a blog administrator.