15.11.10

Bencana alam di Negeriku






Masih ingat film '2012'garapan sutradara Roland Emmerich yang bercerita tentang terjadinya kiamat pada 12 Desember 2012?. Dimana didalam itu seorang ilmuwan menemukan fakta bahwa inti dari kulit bumi mengalami kenaikan suhu karena efek yang diakibatkan oleh ledakan besar dipermukaan matahari. Dan dampak ledakan itu membuat pergeseran pada pusat inti bumi. Bumi akan menjadi patah dan mengakibatkan gempa bumi yang sangat dahsyat. Menurut mitos suku Aztec dunia hancur empat kali karena pertikaian para dewa. Dunia pertama dihancurkan oleh para Jaguars, yang kedua oleh badai yang dahsyat, ketiga oleh api kebakaran, keempat oleh banjir besar. Dan kini kita berada didunia kelima, yang ditakdirkan akan musnah oleh gempa bumi.

Banyak cerita - cerita luar biasa yang diturunkan secara turun temurun dari generasi ke generasi mengenai yang menciptakan bencana alam. Kebanyakan, mitos datang dari individu dahulu kala yang memiliki imajinasi sangat hidup. Di rakyat Jepang mereka percaya dengan dewa Izanagi dan Izanami yang menciptakan pulau pertama yang bernama Onokoro, dengan pedang diatas lumpur yang tergenang. Begitu pulau terbentuk pedang dicabut dan keluar air, dan terbentuklah lautan dan setelah mereka menikah kedua dewa tersebut menciptakan dewa air, hujan, angin, gunung, kabut, sungai, gunung dan laut. Orang Romawi juga percaya dengan para dewa yang membuat terjadinya bencana alam, seperti Dewa Hephaestus, dewa api dan logam yang dianggap sebagai pengatur gunung berapi. Mereka dengan mudah menuding tuduhan kepada Hephaetus bila gunung merapi mereka tiba-tiba bergolak. Tsunami dilemparkan tanggung jawabnya pada kemarahan Poseidon, dan badai besar kepada Zeus. Sebetulnya bangsa Romawi atau Yunani kuno sudah menjadi bangsa intelektual dan berpikiran terbuka. Mereka sangat membanggakan sekelompok filsuf dan pemikir yang sampai sekarang sangat dikenal.

Sekarang ini ada orang yang mengaitkan moralitas masyarakat dengan bencana. Walaupun orang modern tidak berkeyakinan begitu tapi ada sebagian pemimpin yang mengaitkan gempa bumi, tsunami dan banjir dengan amarah Tuhan. Membuat kita merasa perlu untuk intropeksi diri, merapatkan pemikiran dan mengejar konsep yang hanya bisa dipahami secara supranatural. Ada yang bertanya, mengapa harus dipersoalkan? Kalau ada yang yakin bencana itu disebabkan oleh dosa manusia, biar saja mereka berpikir demikian. Tapi menurut saya, hal itu tidak boleh dibiarkan, karena pemahaman yang salah bisa menimbulkan korban. Sebagai contoh yang saya lihat dan dapatkan dari beberapa suat kabar dan media televisi. Beberapa jam sebelum Gunung Merapi mengeluarkan awan panas atau Wedhus Gembel istilahnya, tersebar berita bahwa Mbah Marijan yang sangat 'dekat' dan mengerti Gunung Merapi meninggal dalam bencana letusan. Sifat berarti mula-mula tidak pasti. Timbul spekulasi mengenai kebenarannya. Orang heboh, apakah benar Mbah Marijan meninggal, walaupun sebenarnya dia memiliki ilmu menghadapi Gunung Merapi. Sampai akhirnya terdengar berita pastinya, bahwa Mbah Marijan sudah meninggal dunia bersama beberapa sanak saudara. Banyak yang memuji keteguhan hati Mbah Marijan karena tidak mau turun dari lereng Gunung Merapi disaat bahaya letusan sudah terlihat nyata secara ilmiah. Dan saya sangat menyesalkan hal ini sampai terjadi. Seakan slogan iklan yang dibintangi oleh Mbah Marijan berbalik menjadi, 'Orang Bodoh percaya Orang Pintar, kalau yang pintar turun pastinya yang bodoh ikut turun'.

Saya berterima kasih atas semua bantuan Mbah Marijan selama ini sebagai 'Juru Kunci' Gunung Merapi. Tapi saya kurang bersimpati dengan tindakan Mbah Marijan. Jika ada yang mengatakan tindakannya adalah amanah dan kepercayaan, lalu dari manakah itu? Sehingga hati kecil saya bertanya, kepercayaan apa yang menyuruh umat manusia untuk tetap bertahan dan tinggal didaerah yang jelas-jelas positif berbahaya?. Allah SWT sangat menyanyangi umatnya yang menjunjung tinggi ilmu pengetahuan. Pengetahuan dimana para manusia harus mengungsi sesegera mungkin adalah sesuatu yang tidak boleh disepelekan.

Ok, membahas orang yang sudah meninggal memang tidak baik. Maafkan saya. Tapi membahas tindakan orang yang sudah meninggal untuk menjadi pelajaran bagi kita kedepannya itu perlu.

No comments: