17.10.10

Teman, kau telah menghujam jantungku

Teringat akan seorang teman yang selama ini aku lupakan. Seorang teman yang selalu ada didekatku namun selalu aku jauhi. Teman yang tak pernah lelah menyapaku walaupun aku enggan menyapanya. Teman yang selalu saja memberikan senyumnya, namun selalu kubalas dengan wajah dinginku. Teman yang mengenal diriku melebihi diriku sendiri. Teman yang selama ini memapahku disaat aku tidak dapat berdiri tegak dan menggandeng tanganku disaat aku bimbang.

Tapi apa yang aku berikan kepadamu, teman.Hanya awan hitam yang aku hamparkan sebagai atap tempatmu berlindung.Bau bunga yang layu terinjak-injak egoku, menjadi udaramu. Dan hawa dingin kujadikan selimut untukmu, teman. Semua kusuguhkan dengan berbalut rasa emosi dan ego diriku. Tapi apa yang kamu suguhkan kepadaku sebagai balasannya?. Kamu memberikan aku semua kebalikan dari apa yang telah aku berikan kepadamu. Hinanya aku, teman. Betapa malangnya aku. Aku tidak buta, tapi aku bersikap seakan-akan aku buta. Aku dapat mendengar dengan jelas, tapi aku tutup rapat-rapat kedua telingaku. Aku berusaha menghapuskan ingatanku tentang kamu,teman. Bodohnya aku.

Teman..
Kamu selalu saja memperhatikan aku. Memberikanku kejutan kecil dipagi hariku. Menemaniku disaat aku merasa sepi. Menjagaku agar dingin tidak menyentuhku. Menaungi hidupku dengan doa-doamu.Dan selalu menjadi cahaya disaat sekelilingku menjadi gelap. Kamu tidak pernah bosan mendengarkan keluh kesahku. Saat mataku tak mampu menahan airmata untuk tidak mengalir dipipiku, kamu datang dengan pelukan hangatmu.

Disuatu hari yang cerah, kau datang menyapaku dengan hadiah kecil yang indah, dan itu sangat menghujam jantungku. Tak terasa airmataku jatuh mengalir dipipiku. Aku merindukanmu teman. Bisakah kamu memaafkan aku? Karena aku membutuhkanmu,teman.

No comments: