11.10.10

PAPA

Sosoknya masih saja terlihat kuat, sama seperti beberapa puluh tahun silam. Keriput sudah mulai tampak diwajah tampannya. Sebagian warna rambutnya mulai memudar, berganti warna menjadi putih. Walaupun semua anggota tubuhnya tidak sekokoh dulu, namun dia masih sanggup menjagaku sampai hari ini.

Papa.Begitulah aku memanggilnya. Papa, lelaki yang selalu menjadi idola didalam hidupku sampai hari ini. Papa memang tidak banyak bicara padaku dan saudara lelakiku. Dia tidak pernah memukul atau memarahi kami. Hanya ada petuah dan nasihat didalam setiap kalimat percakapannya. Aku selalu berpikir Papaku adalah Papa terhebat dari semua Papa lainnya yang ada didunia ini. Tentu saja aku memujinya, aku adalah anak perempuannya. Banyak kenangan yang telah aku lewati bersamanya. Mama selalu bercerita, papa begitu begitu memanjakanku sejak aku lahir kedunia ini. Boneka-boneka cantik selalu saja menjadi hadiah yang diberikannya untukku. Setiap malam, Papa selalu menina bobokan aku dengan cerita-cerita tentang indahnya agama Islam. Saat Papa pulang larut malam, dia selalu menyempatkan melihat kamarku dan menciumku. Beruntungnya aku memiliki seorang Papa seperti dirinya.

Dulu saat kaki-kaki kecilku belajar menapak tanah, Papalah yang selalu menuntunku. Tak pernah aku mendengar keluh kesahnya dalam menjagaku. Papalah yang mengajariku untuk pertama kali bermain sepeda, saat aku terjatuh dan terluka tangannya dengan sigap menggendongku, menenangkan dan menghapus airmataku. Saat hari pertamaku bersekolah dengan bangga Papa mengantarkanku dan memberikan semangat untukku. Papa tak pernah lelah mengajarku, sekalipun aku bisa melihat wajahnya yang tampak terlihat letih. Aku memang tidak memiliki Papa yang kaya raya dalam materi, tapi aku memiliki Papa yang kaya raya dengan cinta dan sayang untukku. Sampai detik ini aku tak pernah merasa cinta dan sayangnya berkurang untukku. Papa selalu menganggap aku putri kecilnya, yang selalu siap memberikan bahunya untukku menangis.

Papa. Ribuan hadiah dan cinta sekalipun yang kuberikan, itu tak akan pernah bisa menandingi perhatian dan cintamu kepadaku. Walaupun Papa selalu diam disaat aku melakukan hal bodoh dan menyakiti hatimu, Papa selalu saja memujiku, membelaiku dan menjagaku. Saat malam menjelang, sayup-sayup kudengar namaku dan saudara lelaki kau sebut didalam doa-doamu. Aku tahu Papa, Papa lelah menjagaku, memenuhi kebutuhanku semua, tapi aku selalu saja melihat senyum diwajahmu.

Papa, maafkan aku yang mungkin pernah menyakiti hatimu karena ulahku. Maafkan aku yang pernah membuatmu terluka. Aku selalu menyayangimu Papa, walaupun aku tahu rasa sayang dan cintaku tak akan pernah bisa melebihi rasa sayang dan cintamu kepadaku. Papa, aku akan selalu menjagamu dengan tubuh,jiwaku dan segenap cintaku. Hanya itu yang bisa kuberikan untukmu Papa.

No comments: