17.10.10

Semesta pun membenci

Hanya diam dan beku. Hanya ada hitam disekitarku.
Aku masih saja terpuruk dilembah penuh nista ini, Tuhan.
Tubuhku penuh dengan luka dan bajuku berbalut lumpur, aroma tak sedap menyelimuti auraku. Semakin aku berusaha membersihkan tubuh ini, semakin aku merasa pedih dan sakit. Apa yang bisa aku tunjukan kepada mereka tentang aku? Apa yang bisa aku banggakan dari diriku?

Melangkah aku meninggalkan malam, tapi bayangan malam selalu saja datang di pagi dan siang hariku. Saat aku memandang matahari, awan gelap datang menutupi pandanganku. Saat aku mengaggumi cantiknya pelangi, petir bergemuruh membentakku. Kupu-kupu yang cantik pun enggan melintas dihadapanku. Bunga-bunga yang sedang menari menutup kelopaknya saat aku menyentuhnya. Seakan semesta pun membenciku.

Hai langit biru, kenapa kau tidak mau menjadi temanku disiang hariku? Sang langit pun enggan menjawab. Hai bintang, bisakah kamu berkunjung malam ini menemaniku? Bintang pun tak pernah datang menemani malamku. Hai burung-burung, sayapmu begitu indah, kau terbang kemana angin membawamu..tolong bawa aku terbang bersamamu, apakah kamu mau membawaku terbang bersamamu? Tidak. Aku dapat mendengar jawaban sinis mereka. Semesta yang cantik, tolong aku. Jangan kau dan teman-temanmu membenciku. Kasih aku sedikit tempat untuk bisa merasakan cinta dan kasih-Mu. Aku mohon, jangan biarkan aku hancur menjadi abu, tanpa pernah merasakan dan menyentuh-Mu.

No comments: