Gulali, rasanya begitu manis. Gulali kudapan yang sangat disukai oleh anak-anak sampai dengan orang dewasa, seperti saya contohnya. Saya tidak pernah berhenti untuk menyukai gulali. Gulali terbuat dari gula pasir yang dilelehkan dalam wajan besar, dan kemudian dipindahkan ke dalam wajan kecil untuk dibawa dengan pikulan.
Setiap saya memakan gulali, hati saya menari-nari. Dan wajah saya berseri-seri. Aroma gulali seakan memanggil-manggil saya untuk segera mencicipinya lagi dan lagi. Rasa gulali seperti rasa cinta, manis dan menggoda. Pertama jatuh cinta, rasanya segalanya begitu indah, hanya ada tawa dan canda. Ciuman pertama pun begitu manis seperti lelehan gulali membasahi bibir. Saat ini aku lupa seperti apa rasanya jatuh cinta, tapi aku masih ingat rasa manisnya gulali.
Aku pernah jatuh cinta. Dulu. Saat itu. Dan sampai dengan saat ini. Aku masih ingat saat aku jatuh cinta dengannya. Dengan dirinya. Ada beraneka rasa dalam cinta yang ditawarkan, manis, pahit, dan sakit. Sama seperti dengan rasa gulali. Gulali tidak selamanya terasa manis, saat gumpalan gulali mulai hancur dan batang penyangga gulali mulai terlihat tiba-tiba rasa manis itu menjadi sedikit pahit. Dan apabila memakannya berlebihan maka kamu akan merasa sakit. Entah sakit gigi, atau tenggorokan. Sama dengan cinta. Saat rasa cinta berlebihan dirasakan, akan sakit rasanya apabila datang saat perpisahan.
Gulali, ohh gulali. Kamu begitu kecil, hargamu tidak seberapa. Tapi rasa dan aromamu, membuat hati berbinar dan mata mengerjap karena takjub dengan rasa manismu. Aku suka dengan gulali, seperti aku menyukai manisnya cinta.
3 comments:
aku gulali-mu....
gulali adalah sebuah ungkapan rasa di suatu waktu yang pernah ada.
Gulali hanya manis sesaat yang dirasakan...setelahnya hanya ada rasa pahit tersisa.
Post a Comment