Ribut saja mereka. Mereka selalu meributkan tentang langit diatas langit. Lihat saja mereka, saling tarik urat meributkan sesuatu yang tidak bisa dilihat. Diatas langit ada langit. Diatasnya atas langit, ada langit lagi. Begitu seterusnya.
Siapa yang bisa melihat isi dibalik langit biru itu. Waktu kecil ibuku bilang,"diatas langit itu ada Istana yang sangat besar, dimana para penghuninya adalah pangeran yang tampan dan putri yang cantik, juga ada bidadari dan malaikat". Aku suka apabila ibuku bercerita tentang istana diatas langit. Aku suka memandang langit, berharap penghuni langit menunjukkan wujudnya. Saat cuaca cerah disore hari langit berwarna biru muda, dan matahari bersembunyi dibaliknya imajinasiku berkata, pasti para penghuni Istana langit sedang bermain dan bergembira. Diwaktu malam, langit menjadi gelap dan aku semakin menyukainya. Karena bintang terlihat bersinar menghampar diatas langit yang gelap seakan-akan memberitahuku kalau para penghuni Istana langit sedang mengadakan pesta dansa yang meriah. Dan aku suka tidur diatas langit gelap dengan bintang yang bersinar,memandangnya dan terlelap dibuai mimpi indah.
Pandanglah langit, jika aku memandangnya aku merasa begitu kecil. Tak pernah ada ujungnya langit itu. Tak pernah bisa menebak dimana puncak langit. Walaupun aku berdiri diatas bukit yang tinggi, tetap saja aku tak dapat melihat ujung langit. Aku tak bisa menyentuh langit. Walaupun aku berusaha untuk melemparkan diriku keatas sana, aku tetap tak bisa menyentuh langit. Langit terlalu tinggi untukku, terlalu jauh untuk kusentuh. Memandang langit membuat aku sadar, kalau aku hanya manusia yang begitu kecil dan tidak sempurna.
2 comments:
dan suatu saat nanti langit pun akan Allah Swt runtuhkan..
tiap kali aku melihat langit, aku melihat kuning, merah, jingga, biru nuraniku.
Post a Comment